Nasruddin sudah rabun namun ia menganggap dirinya sebagai seorang kritikus seni rupa jempolan.
Suatu ketika dia mengunjungi museum seni bersama istrinya. Namun, dia terlupa membawa kaca mata sehingga tidak dapat dengan baik melihat lukisan-lukisan yang dipamerkan.
Dasar Nasruddin, hal itu tidak bisa membuat dia urung utnuk menyampaikan kritik-kritik tajam. Begitu masuk museum, dia mulai beraksi layaknya seorang ahli kritik seni. Satu per satu lukisan pun dikritiknya dengan tajam.
Akhirnya dia pun sampai di pada sebuah lukisan, yang menurutnya merupakan lukisan potret berukuran besar. Dengan tajamnya Nasruddin mulai mengkritik lukisan tersebut.
“Bingkainya tidak cocok dengan gambarnya,” kata Nasruddin.
“Orangnya terlalu jelek dan berpakaian lusuh. Pelukisnya membuat kesalahan fatal dengan memilih model yang buruk rupa untuk lukisan semacam ini,” lanjut Nasruddin.
Nasruddin terus saja mengoceh dan mengkritik lukisan tersebut hingga istrinya datang menghampirinya. Sang istri kemudian berbisik, “Sayangku, kamu berdiri di depan cermin.”
Jangan lupakan dirimu sendiri ketika kamu mendakwahi orang lain -Umar bin Khattab ra.
Keyword :
0 Komentar