Tasikmalaya
(18/09) ditengah cepatnya perkembangan dan perubahan teknologi dan informasi
banyak berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan setiap orang. Utamanya
generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dan agama. Platform media sosial
harus disebut sebagai salah satu dari sekian penyumbang perubahan kepada
generasi muda.
Perubahan
positif dari konten-konten yang dilihat dan didengar di media sosial tentu
suatu hal yang patut diapresiasi dan didukung secara penuh. Namun tidak sedikit
perubahan negatif yang menjangkit generasi muda. Konten-konten yang tidak
bermutu menjadi sajian menarik yang dibuat untuk menarik subscriber atau
viewers tanpa mengindahkan akibat dari konten tersebut. Atau konten keagamanan
yang dapat dibuat oleh siapapun tanpa tahu apakah yang ditontonnya benar atau
tidak. Mau tidak mau harus diakui bahwa adanya media sosial disatu sisi
memberikan kemudahan dalam menyebarkan dakwah, tapi disisi lain proses
pengawasan terhadap apa yang ditonton menjadi hal penting yang harus dilakukan.
Sebagai
bekal untuk generasi muda dalam mempertahankan pemahaman ahlu sunnah wal
jamaah, PAC GP Ansor melakukan halaqah keaswajaan sebagai bentuk membentengi
para kaula muda agar tetap kukuh dan istiqomah dengan ajaran para ulama.
Mengangkat tema “Spirit Ahlu Sunnah Wal Jamaah sebagai Spirit Peradaban”
menjadi tema yang sangat relevan dengan kebutuhan dan tantangan yang saat ini
dihadapi oleh generasi muda.
Menghadirkan
pemateri yang sangat kompeten dibidangnya, Kiai Yayan Bunyamin, M. Phil., acara
dibagi kedalam dua sesi. Sesi pertama, kiai Yayan berfokus membahas tentang
penguatan pemahaman keaswajaan dari dalil-dalil yang diambil dari sumber-sumber
yang kuat. “sebagai bekal untuk teguh mempertahankan dan melestarikan
amaliah-amaliah tanpa syak dan prasangka yang tidak benar” tuturnya.
Tidak
lupa, kiai yang juga instruktur GP Ansor Jawa Barat juga ini mengingatkan
tentang pentingnya ketersambungan pemahaman keagamaan sampai Rasulullah SAW
melalui para ulama “Keilmuan Aswaja tidak bisa dilepaskan dari peran penting
ketersambungan sanad, baik secara otentitas maupun otoritas” tegasnya.
Di
sesi kedua, fokus pembahasan Kiai Yayan pada motivasi untuk selalu tekun dan
profesional dalam menjalankan tugas pekerjaan sebagai cara membentuk
kepribadian yang mandiri dan bertanggungjawab. Dalam pemamarannya, ia mengambil
contoh dari perilaku Rasulullah dan peninggalannya. Hal ini penting untuk
disampaikan mengingat banyak sangkaan salah yang bersumber dari pemahaman yang
kurang tepat tentang Rasulullah SAW.
“Menjadi
penolong bagi yang membutuhkan, memberi makan bagi yang kelaparan, dan
memakaikan baju bagi yang telanjang” Pungkasnya.
0 Komentar