Ticker

6/recent/ticker-posts

Dengki (hasad) : Penyakit Kronis Hati dan Obatnya

  

     Dr. Ayang Utriza Yakin, DEA. Dalam bukunya yang berjudul "Bahkan Tuhan pun Tak Tega jika Kita Menderita." Beliau menulis secara singkat, padat dan jelas tentang sifat dengki atau sifat hasad yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis.

   Imam Muhammad Tahir Ibnu Asyur (w. 1973 M.) didalam tafsirnya "al-Tahrir wa al-Tanwir" menjelaskan bahwa hasad (dengki) adalah : "perasaan jiwa yang muncul dari melihat kebaikan orang lain dengan harapan agar kebaikan itu hilang dari orang tersebut karena iri atau cemburu (girah)."

    Imam al-Khara'ithi di dalam kitabnya Masawi'u al-Ahlaq yang diterbitkan oleh Maktabat Al-Qur'an di kairo, Mesir, meriwayatkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairoh (w. 680 M.), Nabi bersabda, Innal hasada ya'kulu-I hasanati kama ta'kulu-n naral hataba. (Dengki itu memakan kebaikan, seperti api memakan kayu bakar.)".

    Riwayat Salim (w. 728 M.) dari bapaknya Abdullah Ibnu Umar (w. 693 M.), Rasulullah bersabda, "Akan muncul dari pintu ini seorang ahli surga." Mendengar perkataan Nabi, semua sahabat ingin tahu siapakah gerangan orang itu. Ternyata yang masuk adalah Sa'ad Ibnu Malik. Para sahabat heran seakan tak percaya bahwa Sa'ad adalah calon penghuni surga. Pada hari kedua dan ketiga, Rasulullah berkata hal yang sama, dan sahabat juga melihat orang yang sama masuk dari pintu yang sama. Singkat kata, akhirnya, Abdullah Ibnu Umar. Ingin tahu perbuatan apa yang dilakukan Sa'ad sehingga Rasulullah mengatakan bahwa dirinya akan menjadi penghuni surga. Ia datang kerumahnya dan mengatakan kepada pemilik rumah, Sa'ad, bahwa dia punya keperluan dengannya. Ia pun disuruh masuk. Lalu, ia menginap untuk mengetahui amalan apa yang dilakukannya sehingga Rasulullah mengatakannya sebagai calon penghuni surga. Malam pertama ia tidur dan melihat kelakuan Sa'ad. Seperti pada umumnya sahabat, ia bertahmid, bertasbih, dasn tahlil. Saat waktu sahur, sepertiga malam, dia bangun, ambil wudhu dan ke tempat shalat dia (masjid). Ia shalat sunnah 12 rakaat dengan surah-surah sedang (tidak panjang dan juga tidak pendek) dan setiap selesai shalat 2 rakaat dia berdo'a "Rabbana atina fi-dunya hasanah wa fi-l akhirati hasanah wa qina adhaba-n nari.". Ketika pagi. Ibnu Umar pun pamit keluar untuk pulang. 

    Pada malam berikutnya, Ibnu Umar melakukan lagi seperti malam kemarin. Sa'ad menyambutnya dan mengatakan "Apakah ada sesuatu dengan keluargamu?" Ibnu Umar menjawab "Tidak". Sa'ad menyuruhnya masuk dan Ibnu Umar pun menginap lagi dirumahnya untuk mengintai perbuatan apa yang dilakukan Sa'ad. Dia lakukan ini hingga 3 malam. Dan apa yang dijumpai Ibnu Umar sama seperti malam pertama tidak ada yang menakjubkan. 

    Ketika hari ketiga, mereka shalat subuh bersama dengan Rasulullah. saat tidak ada orang, Ibnu Umar bertanya "Wahai Paman, Sa'ad, seebetulnya maksudku menginap dirumahmu agar aku mengetahui doa, shalat, zikir apa yang engkau lakukan. Aku ingin tahu amalan apa yang mebuatmu hingga dikatakan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga."Sa'ad mengatakan, "Tidak ada yang khusus, aku seperti kalian, shalat, makan, dan seterusnya." 

    Ibnu Umar bertanya lagi, "Benar tidak ada lagi?"

    "Ya", jawab Sa'ad. Ketika mau pergi Ia memanggilnya, aku tidur dan aku tidak punya ghammun pada setiap orang Islam "Wa laysa fi qalbi ghammun fi ahadin-m mina-l muslimin." Nah itu dia, kata Ibnu Umar, "Engkau telah menyampaikan tentang perbuatan apa yang engkau lakukan sehingga engkau menjadi calon penghuni surga: engkau tidak pernah memiliki perasaan ghammun (tertutup, gelap sempit, prasangka, hasad, iri, dengki) dihatimu. 

    Riwayat Abu Hurairah (w. 680 M.), Rasulullah ditanya, "Siapakah manusia terbaik?" Rasul Menjawab "Makhmu-l qalbi wa saduqu-l lisan." saduqul lisan kita tahu, (orang yang jujur, tidak pernah bohong), tetapi apakah makhmul qalbi? Al-taqiyu  al-naqiyu, la isma fihi, wa la bagya (melampaui, merusak), wa la ghalla (sempit, hiqdun), wa la hasada (dengki). 

    Nabi mengajarkan kepada Umar bin Khathab suatu doa yang amat baik agar terhindar dari hasad:

"Ya Allah, jagalah diriku untuk tetap menjadi Muslim saat aku terbangun dan saat ak terlelap, jangan Engkau kabulkan doa (jangan engkau berikan kepadaku) seorang musuh pendengki, aku berlindung dari semua keburukan dan engkau-lah yang menguasainya, aku memohon kebaikan yang berada di genggaman-Mu."

    Inilah obat dari penyakit hati bernama dengki. Doa dari Rasulullah. Semoga kita terhindar dari para pendengki. Semoga kita tidak punya sifat dengki. Agar terhindar dari keduanya jadikanlah amalan harian dengan membaca QS. Al-Falaq, QS. Al-Hasyr ; 10. Seperti yang Allah ajarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Tentu, ada lagi cara-cara menghilangkan dengki dan menanamkan kedamaian dihati kita. Sehingga hati ini tidak dipenuhi oleh perasaan dengki melihat kelebihan dan kenikmatan yang orang lain miliki, semoga menjadi peletup jiwa untuk tetap berada dijalan Allah.

salam teras,

Posting Komentar

0 Komentar